- Form Follow Function : saat seseorang atau arsitek ingin mendesain sebuah bangunan, ia harus tau fungsi “function# bangunan tersebut terlebih dahulusupaya bisa disesuaikan dengan bentuk (form) bangunan lainnya-
- Function Follow Form : bentuk bangunan sekitar harus disesuaikan denganfungsi sekitar site, agar saat bangunan di desain dan terealisasi maka bangunan tersebut tidak terlihat berbeda dengan bangunan di sekitarnya.
![]() |
Rumah Panggung; Contoh Arsitektur Ramah Lingkungan |
Kedua, harus diperhatikan masalah pencahayaan. Jika rumah mempunyai titik-titik masuknya cahaya yang cukup, maka akan mengurangi penggunaan lampu pada siang hari.
Selanjutnya yang ketiga adalah masalah Ventilasi, jika pertukaran udara di rumah cukup, maka akan mengurangi penggunaan AC maupun kipas angin, ditambah lagi jika rumah mempunyai ruang terbuka hijau maka udara yang keluar masuk rumah akan lebih bersih begitupun suhu udara akan menjadi lebih rendah. Masalah sanitasi juga harus diperhatikan, misalnya perancangan saluran pembuangan air dan penempatan tempat sampah organik maupun anorganik.
![]() |
Contoh Ventilasi Rumah yang Bagus |
![]() |
Contoh Bangunan Rumah Bermaterial Kayu dan Bebatuan |
Selanjutnya kita bisa menggunakan kembali material bangunan yang masih layak pakai, dan mengolah limbah atau material sisa bangunan untuk dapat dimanfaatkan kembali.
Penggunaan bahan Photocatalytic pada permukaan dinding bagian luar yang akan mengkonversi organik yang berbahaya menjadi tidak berbahaya.
![]() |
Gedung New Media Tower, yang merupakan gedung terbaru Universitas Multimedia Nusantara, dirancang sebagai gedung hemat energi |
1. Pemilihan lampu yang memiliki efikasi lebih tinggi dan menghindari lampu yang dengan efikasi rendah. Dianjurkan menggunakan lampu fluoresen dan lampu pelepasan gas lainnya.
2. Pemilihan armatur yang mempunyai karakteristik distribusi pencahayaan sesuai dengan penggunaannya, mempunyai efisiensi yang tinggi dan tidak mengakibatkan silau atau refleksi yang mengganggu.
3. Pemanfaatan cahaya alami siang hari. Sebagaimana disebutkan diatas salah satu cara dalam metode efisiensi energi pada bangunan adalah pemanfaatan cahaya alami siang hari dan khususnya untuk penghematan energi listrik. :Jika dilakukan secara integral dalam tahap desain bangunan, pencahayaan alami bisa meningkatkan kualitas bangunan dengan cara : (Lyons & Lee, 1994).
- Penghematan energi listrik dan biaya operasional
- Menyediakan cahaya langsung dan cahaya difusi dengan karakteristik alami
- Bisa disesuaikan dengan keinginan setiap orang
- Menyediakan keterhubungan dengan dunia luar dan perubahannya.
Green Building (juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang berkelanjutan) mengacu pada struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien diseluruh siklus hidup-bangunan; mulai dari penentuan tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi dan pembongkaran. Hal inimembutuhkan kerjasama yang erat dari tim desain, arsitek, insinyur, dan klien disemua tahapan proyek. Praktik Green Building memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik, keprihatinan ekonomi, utilitas, daya tahan, dan kenyamanan.
![]() |
Bangunan dengan Arsitektur Green Building |
Ada sejumlah motif untuk membangun hijau, termasuk manfaat lingkungan, ekonomi, dan sosial. Namun, inisiatif keberlanjutan yang modern panggilan untuk desain terpadu dan sinergis untuk kedua konstruksi baru dan dalam perkuatan struktur yang ada. juga dikenal sebagai desain yang berkelanjutan. Pendekatan ini mengintegrasikan membangun siklus hidup dengan setiap praktik hijau digunakan dengan tujuan desain, untuk menciptakansinergi antara praktek yang digunakan.
Banyak teknik lain yang digunakan, seperti menggunakan kayu sebagai bahan bangunan, atau menggunakan beton kerikil atau permeabel dikemas bukan beton atau aspal konvensional untuk meningkatkan pengisian air tanah. Di sisi estetika arsitektur hijau atau desain yang berkelanjutan adalah filosofi merancang bangunan yang harmonis dengan fitur alam dan sumber daya sekitar situs. Ada beberapa langkah kunci dalam merancang bangunan berkelanjutan : menentukan ‘hijau’ bahan bangunan dari sumber-sumber lokal, mengurangi beban, sistem mengoptimalkan, dan menghasilkan di tempat energi terbarukan.
Pemakaian material/bahan bangunan yang banyak digunakan seperti kaca, beton, kayu, asphalt, baja dan jenis metal lainnya ditengarai dapat menimbulkan efek pemanasan global yang signifikan dan menyebabkan perubahan iklim di dunia. Ingat kan penggunaan kaca gelap/kaca yang dapat memantulkan cahaya matahari yang biasanya digunkan pada gedung-gedung tinggi/bertingkat yang biasa disebut dengan kaca film ribben. Jelas-jelas itu sangat merugikan karena menghantarkan cahaya matahari kembali ke atmosfer bumi dan terjadilah penumpukan sehingga suhu bumi semakin panas. Empataspek utama yang perlu dipertimbangkan dalam membangun green building yaitu :
1. Material. Material yang digunakan untuk membangun haruslah diperoleh dari alam, merupakan sumber energi terbarukan yang dikelola secara berkelanjutan, atau bahan bangunan yang didapat secara lokal untuk mengurangi biaya transportasi. Daya tahan material bangunan yang layak sebaiknya tetap teruji, namun tetap mengandung unsur bahan daur ulang, mengurangi produksi sampah, dan dapat digunakan kembali atau didaur ulang.
.2. Energi. Penerapan panel surya diyakini dapat mengurangi biaya listrik bangunan. Selain itu, bangunan juga selayaknya dilengkapi jendela untuk menghemat penggunaan energi (terutama untuk lampu serta AC). Untuk siang hari, jendela sebaiknya dibuka untuk mengurangi pemakaian listrik. Jendela tentunya juga dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas penghuninya. Green building juga harus menggunakan lampu hemat energi, peralatan listrik hemat energi lain, serta teknologi energi terbarukan seperti turbin angin dan panel surya.
3. Air. Penggunaan air dapat dihemat dengan menginstal sistem tangkapan air hujan. Cara ini akan mendaur ulang air yang misalnya dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau menyiram toilet. Gunakan pula peralatan hemat air, seperti pancuran air beraliran rendah, tidak menggunakan bathtub di kamar mandi, menggunakan toilet flush hemat air atau toilet kompos tanpa air, dan memasang sistim pemanas air tanpa listrik.
4. Kesehatan. Gunakan bahan-bahan bagunan dan furnitur yang tidak beracun serta produk dapat meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Untuk mengurangi risiko asma, alergi, dan penyakit lainnya. Bahan-bahan yang dimaksud adalah bahan bebas emisi, rendah atau non-VOC, dan tahan air untuk mencegah datangnya kuman dan mikroba lainnya. Kualitas udara dalam ruangan juga dapat ditingkatkan melalui sistim ventilasi dan alat-alat pengatur kelembaban udara.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka diambil kesimpulan sebagai berikut :
- Arsitektur yang sempurna adalah design arsitektur yang ramah bagi lingkungan sekitar
- Ada beberapa kriteria arsitektur yang sempurna yaitu : form follow function, function follow form, peduli lingkunga, peduli jangka panjang, hemat energi, dan green building.
Semoga artikel ini bermanfaat. Silakan membaca pembahasan yang lainnya….